Psikolog Nilai Libur Sabtu bagi Anak Langkah Positif



 Sistem pendidikan di Indonesia masih belum menemukan kesepakatan yang signifikan. Persoalan waktu belajar di sekolah contohnya, masih menjadi perdebatan bagi orang tua murid.

Memasuki tahun ajaran baru 2017/2018, pemerintah berencana membuat sistem belajar di sekolah hanya berlangsung selama lima hari. Lantas, apakah hal tersebut akan bermanfaat bagi siswa atau justru menambah beban mereka?

Berdasar jajak pendapat yang diselenggarakan CNNIndonesia.com terhadap 645 responden, sekitar  78 persen responden setuju bahwa penerapan aturan libur sekolah dua hari akan memberi pengaruh baik untuk psikologi anak. 

Sebaliknya, sekitar 22 persen responden mengaku aturan ini akan memberikan pengaruh buruk untuk psikologi anak. Beberapa responden khawatir bahwa penerapan libur sekolah dua hari ini justru akan membuat anak terjerumus dalam perilaku atau kegiatan yang tak baik, seperti yang marak belakangan ini. 

Seorang responden bahkan mengungkapkan bahwa anak di usia produktif sekolah memang seharusnya disibukkan dengan kegiatan belajar sehingga tak ada waktu luang untuk melakukan hal-hal iseng. 

Seorang responden lain menimbang peraturan ini setengah-setengah. Artinya, peraturan tersebut dianggap baik jika anak mendapat perhatian yang cukup dari keluarganya di rumah saat libur. Hari libur sekolah akhir pekan dianggap tak akan efektif jika orang tua tak memiliki waktu yang cukup untuk anak, sehingga dikhawatirkan anak malah akan berperilaku tak baik atau bosan di rumah.

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo menilai, baik atau tidaknya kebijakan tersebut tergantung dengan cara pelaksanaannya. Artinya, bagaimana sekolah dapat menerapkan kebijakan tersebut dengan tujuan yang baik untuk muridnya.

"Jika memang sesuai dengan tujuan awalnya yaitu agar anak punya lebih banyak waktu untuk istirahat atau refreshing dan punya waktu lebih banyak dengan keluarga tentu dampaknya akan baik bagi tumbuh kembang anak," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/6).

Selain itu, Vera menilai, orang tua juga memiliki peran yang penting untuk berjalannya program tersebut. Dukungan dari orangtua untuk membantu anak memanfaatkan waktu libur sebaik-baiknya.
Bertambahnya libur satu hari seperti di Sabtu, menurut Vera, diharapkan akan mengurangi beban anak. Meski demikian, hal itu tergantung bagaimana pelaksanaan dari pihak sekolah.

Vera mengatakan, jangan sampai dengan adanya libur di Sabtu membuat beban anak semakin berat dari segi akademis di hari Senin sampai Jumat. Pengaturan yang bijak dari sekolah sangat dibutuhkan dalam mewujudkan tumbuh kembang yang baik untuk anak.


Memang tidak menutup kemungkinan masih ada pihak sekolah yang membebani siswanya dengan pekerjaan rumah (PR) yang banyak untuk mereka kerjakan di akhi pekan. Vera menilai, sebaiknya sekolah membuat kebijakan yang dapat mengurangi tingkat stres anak, memiliki waktu untuk mengembangkan minat di bidang non akademis dan waktu yang lebih bersama keluarga.

"Jika masih ada PR yang membebani hari libur dimana anak harusnya istirahat, maka kebijakan ini tidak akan sampai pada tujuannya. Hendaknya anak-anak tidak lagi dibebani tugas berlebihan di hari liburnya," ucapnya.

Vera mengatakan, sistem sekolah yang baik adalaj sekolah yang memperhatikan siswa sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak dan memperhatikan, menghargai serta memenuhi kebutuhan individu dari tiap anak. Hal itu juga mencakup keunikan cara belajar dan kelebihan atau kekurangan siswa dalam belajar.

Meski demikian, Vera enggan menyebutkan secara pasti waktu yang sebenarnya dibutuhkan anak untuk menempuh pelajaran di sekolah.

"Orangtua dapat menghabiskan waktu bersama anak atau memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi di bidang non akademis seperti olahraga, musik atau keterampilan tangan sepanjang tidak membebani anak," ucapnya.  (sumber: CNN Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seks Oral Sebabkan Kanker Lidah dan Mulut

9 Bahaya Dibalik Haramnya Makan Darah

Inilah Penerima Beasiswa Dokter Muhammadiyah UMY