Ahli Gizi Kampanyekan Makan Sayur: Sayur Itu Sehat
Ahli gizi mengampanyekan konsumsi sayur dan buah dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-57. Mereka yang tergabung dalam DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jateng ini menggelar serangkaian kegiatan, salah satunya seminar dan simposium nasional di Hotel Grasia Semarang, Sabtu (20/5).
“Persagi mengampanyekan gerakan konsumsi sayur dan buah di seluruh DPC se-Jateng. Selain melakukan edukasi lewat sekolah-sekolah, juga dilakukan saat CFD (Car Free Day) di daerah-daerah,” kata Panitia Seminar dan Simposium yang juga pengurus DPD Persagi Jateng, Pontang, disela-sela kegiatan.
Di CFD, para ahli gizi ada yang membagikan pamflet, memasang banner, mau pun membuka konsultasi gizi.
“Kegiatan ini juga untuk mendukung program pemerintah, Germas (gerakan masyarakat sehat). Yakni, gerakan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tanpa minum alkohol, pemeriksaan kesehatan rutin, membersihkan lingkungan, serta penggunaan jamban,” jelas Pontang.
Menurut dia, pemenuhan gizi seimbang ini penting untuk mencegah atau melawan penyakit tidak menular seperti hipertensi.
Ada pun, simposium ini merupakan puncak peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari lalu. Narasumber yang dihadirkan ialah peneliti gizi, Hera Nurlita dari Ditjen Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dyah Erti Mustikawati, dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes, serta Kun A Susiloretni, dari Poltekkes Semarang.
Seminar ini diikuti 307 ahli gizi dari rumah sakit, puskesmas, dan dosen universitas di Jateng. Dalam paparannya, Dyah Erti mengatakan, Indonesia termasuk 17 negara di dunia dengan masalah tiga gizi. Ada anak balita pendek, kurus, dan kegemukan.
“Permasalahannya saat ini bukan hanya gizi kurang atau buruk, balita pendek atau kurus, tapi juga gii berlebih, kegemukan, dan obesitas,” tandasnya.
Dia mengatakan, masalah gizi itu bisa menghambat kemampuan kognitif atau intelejensia, dan meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes militus pada masa dewasa. Di sisi lain, Hera mengatakan, konsumsi buah dan sayur dapat menggantikan minuman manis dan berlemak, serta menurunkan asupan energi dari jajanan. (sumber: suaramerdeka.com)
Komentar
Posting Komentar